Senin, 22 September 2014

Kasus Penipuan yang Terjadi dalam Dunia E-Business


 



 Penipuan E-Business

E-Business merupakan salah satu fasilitas internet yang marak digunakan dalam dunia bisnis . E-Business sendiri memiliki pengertian yang mengacu pada dunia bisnis yang terotomatisasi dan berada di dalam dunia maya, serta meiliki sifat yang fleksibel serta efisien. Sifat seperti inilah yang dimanfaatkan untuk melakukan pengolahan terhdapa data yang bersifat internal maupun eksternal.
Tetapi dengan adanya penyedian terhadap fasilitas ini, ada beberapa pihak yang menyalah gunakan kegiatan dari E-Business. Oknum dari kegiatan ini umumnya disebut sebagai hacker ataupun cracker , dan kegiatan yang dilakukan oleh mereka disebut dengan CyberCrime.Tidak hanya Cybercrime saja teteapi juga ada Cyber Fraud, yaitu kejahatan yang dilakukan dengan melakukan penipuan lewat internet, salah satu diantaranya adalah dengan melakukan kejahatan terlebih dahulu yaitu mencuri nomor kartu kredit orang lain dengan meng-hack atau membobol situs pada internet. Terlebih itu juga ada yang disebut dengan Cyber Squalling, yang dapat diartikan sebagai mendapatkan, memperjualbelikan, atau menggunakan suatu nama domain dengan itikad tidak baik atau jelek.
Berikut di bawah ini ada beberapa kasus penipuan yang terjadi di dunia maya yang terkait dengan bisnis :

  • Pada tahun 2011 Tim Cyber Bareskrim Mabes Polri menangkap Christianto alias Craig, seorang anggota komplotan penipuan jual beli kertas online, di Medan. Menurut Kanit Cyber Crime Bareskrim Polri Kombes Pol Sulistyo, anggotanya memang terus memburu komplotan penipu tersebut sejak mendapat laporan dari korban seorang warga Qatar, Alqawani, pada 2010. Sementara, dua pelaku utama yang menjadi otak kejahatan dunia maya ini masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DOP) alias buronan kepolisian. Keduanya adalah Muhammad Redha dan Tunggalika Nusandra alias Dodi. Alqawani, seorang warga Qatar yang tertarik membeli kertas di toko online milik Craig dan Dodi pada Maret 2010. Setelah memesan, Craig sempat mengirim sampel kertas sebanyak satu rim ke Qatar. Alqawani yang puas kemudian memesan lebih banyak. Ia kemudian mentransfer Rp. 200 juta ke nomor rekening toko tersebut. Setelah itu, Craig menghilang bersama uang Alqawani tanpa bisa dihubungi kembali. Polri telah membidik sindikat toko palsu ini sejak akhir 2010 setelah korban melaporkan toko tersebut ke KBRI di Qatar. (www.tribunews.com, Jakarta)
  • Seorang warga negara Indonesia diduga terlibat kasus penipuan terhadap seorang warga negara Amerika Serikat melalui penjualan online. Kasus ini terungkap setelah Markas Besar Kepolisian mendapat laporan dari Biro Penyelidik Amerika Serikat. "FBI menginformasikan tentang adanya penipuan terhadap seorang warga negara Amerika yang berinisial JJ, yang diduga dilakukan oleh seorang yang berasal dari Indonesia," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat, Brigjen Pol Boy Rafli Amar, di Mabes Polri, Kamis 11 Oktober 2012. Boy mengatakan seorang warga Indonesia itu menggunakan nama HB untuk membeli sebuah alat elektronik melalui pembelian online. "Jadi ini transaksi melalui online, tetapi lintas negara. Jadi transaksinya dengan pedagang yang ada di luar negeri, khususnya Amerika," kata Boy. Dalam kasus ini, kata Boy, Mabes Polri telah menetapkan satu tersangka berinisial MWR. Dia memanfaatkan website www.audiogone.com yang memuat iklan penjualan barang. Kemudian, kata Boy, MWR menghubungi JJ melalui email untuk membeli barang yang ditawarkan dalan website itu. "Selanjutnya kedua belah pihak sepakat untuk melakukan transakasi jual beli online. Pembayaran dilakukan dengan cara transfer dana menggunakan kartu kredit di salah satu bank Amerika," kata dia. Setelah MWR mengirimkan barang bukti pembayaran melalui kartu kredit, maka barang yang dipesan MWR dikirimkan oleh JJ ke Indonesia. Kemudian, pada saat JJ melakukan klaim pembawaran di Citibank Amerika, tapi pihak bank tidak dapat mencairkan pembayaran karena nomor kartu kredit yang digunakan tersangka bukan milik MWR atau Haryo Brahmastyo. "Jadi korban JJ merasa tertipu, dan dirugikan oleh tersangka MWR," kata Boy. Dari hasil penyelidikan, MWR menggunakan identitas palsu yaitu menggunakan KTP dan NPWP orang lain. Sementara barang bukti yang disita adalah laptop, PC, lima handphone, KTP, NPWP, beberapa kartu kredit, paspor, alat scanner, dan rekening salah satu bank atas nama MWRSD. Atas perbuatannya, tersangka dikenai Pasal 378 atau Pasal 45 ayat 2 junto Pasal 28 Undang-Undang nomor 11 tentang Informasi Transaksi Elektronik. Selain itu, polri juga menerapkan Pasal 3 Undang-Undang nomor 8 tahun 2010 tentang Pencucian Uang. Selain itu, juga dikenakan pasal pemalsuan yaitu Pasal 378 dan beberapa pasal tambahan Pasal 4 ayat 5, dan pasal 5 UU no 8 tahun 2010. (www.news.viva.co.id)
  • Sumber berita di atas : http://goingunderoceans.blogspot.com/p/beberapa-kasus-ang-telah-tertangkap.html 
  •  JAKARTA, KOMPAS.com - Sistem arisan berantai Mavrodi Mondial Moneybox atau di Indonesia disebut Manusia Membantu Manusia (MMM) kini tengah ramai diperbincangkan di kalangan masyarakat. Sebab, arisan ini menjanjikan imbal hasil sebesar 30 persen per bulan dari dana yang ditempatkan.

    MMM tidak hanya booming di Indonesia. Di India, MMM pun dikenal sangat luas, khususnya di daerah-daerah rural alias pedesaan.

    Namun demikian, arisan MMM di India menuai kasus kriminal yang menyeret pelakunya ke ranah hukum. Pada Juli tahun 2013 lalu, Badan Pelanggaran Ekonomi (EOW) kota Mumbai menangkap seorang pria asal Rusia bernama Michael Gulakhev dan Jennifer Menezes, istrinya yang berasal dari Goa, India. Pasangan tersebut ditangkap karena melalukan penipuan yang melibatkan MMM India.

    "Pasangan ini mengendalikan publikasi dan koordinasi bisnis (MMM) melalui internet. Kami sudah menangkap mereka di Goa," kata seorang perwira polisi setempat, seperti dikutip dari The Times of India, Jumat (8/8/2014).

    Gulakhev bekerja di MMM India sebagai penerjemah sekaligus motivator. "Dia (Gulakhev) telah menyelenggarakan beberapa kamp pelatihan dan memotivasi para investor. Setiap kali ada orang Rusia yang datang berkunjung dan menyampaikan materi, Gulakhev akan menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris kemudian bahasa Hindi," jelas polisi tersebut.

    Sebagai buntut kasus tersebut, otoritas setempat telah membekukan lebih dari 20 rekening bank milik tersangka. "Kami berusaha mencari tahu apakah ada uang yang telah dikirim ke luar negeri," ujar salah satu sumber dari pihak kepolisian.

    Sebelumnya pada bulan Juni tahun yang sama, EOW telah menangkap lima orang termasuk dua orang warga negara Rusia untuk kasus penipuan dengan melalui MMM India. Diduga, pendiri MMM Sergei Mavrodi juga ikut mendalangi kasus penipuan tersebut.
  • Sumber berita di atas : http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/08/08/100434326/Catat.Arisan.MMM.di.India.Berbuntut.Penipuan 
  • Nama Kelompok ; Ricky Kurniawan / 31412102 ; Ivan Steffanus / 31412170